-->

Selasa, 18 Desember 2012


Merawat tali pusat bayi Anda

PDFPrintE-mail
Ketika bayi berada dalam rahim, mereka menerima makanan dan oksigen melalui plasenta yang terhubung ke dinding dalam rahim ibu. Plasenta terhubung ke bayi Anda dengan tali pusat melalui lubang pada bayi Anda perut. Setelah bayi Anda lahir, tali pusat ini dijepit dan dipotong dekat dengan tubuh dalam prosedur rasa sakit, meninggalkan tunggul tali pusat yang menjadi apa yang kita sebut “pusar/udhel”.
Banyak ibu (terutama ibu baru) yang sedikit cemas dan bingung bagaimana melakukan perawatan pada bayi baru lahir yang tali pusat-nya belum puput. Nah saat ini saya akan mencoba untuk mengupas tentang bagaimana cara perawatan tali pusat. Namun sebelumnya saya akan mengungkapkan bahwa ada beberapa metode pemotongan tali pusat.


1. Ada yang dipotong segera maupun ditunda beberapa menit setelah bari baru lahir dengan menggunakan klem dan gunting












2. Ada yang ditunda beberapa menit/jam lalu dipotong dengan menggunakan api (disebut burning cord)












3. Ada yang tidak dipotong sama sekali hingga tali pusat tersebut puput dengan sendirinya
Nah prinsip dari perawatan tali pusat semuanya sebenarnya sama yaitu menjaga tetap kering dan bersih.nah bagaimana sebenarnya?





Perubahan terbaru untuk rekomendasi perawatan tali pusat
Karena tali pusat dapat menjadi sumber infeksi dan bakteri memasuki tubuh bayi Anda, penting untuk merawat dengan benar. Namun, beberapa penelitian telah mengkonfirmasikan bahwa tidak ada 'pengobatan' khusus diperlukan untuk membantu penyembuhan.
Praktek populer menggunakan alkohol tidak lagi dianjurkan oleh dokter anak karena telah banyak studi mengungkapkan bahwa penundaan penyembuhan nya justru lebih lama dibandingkan dibiarkan sembuh sendiri secara alami
Cara merawat tali pusat bayi Anda
Selama waktu tali pusat bayi Anda belum puput, adalah penting untuk menjaga daerah tersebut bersih dan kering .
Apa yang harus dilakukan!
· Cuci tangan Anda sebelum menyentuh tali pusat bayi Anda. (Kuman dapat tularkan melalui tangan Anda.)
· Bersihkan sekitar area ‘udhel’ bayi setidaknya sekali setiap hari atau lebih sering jika kabel nya terlihat lengket atau basah, bisa dengan menggunakan air matang hangat.
· Keringkan area yang diolesin air hangat tadi. kering menggunakan tissue atau kassa steril. (Jangan menggunakan bola kapas kering karena dapat meninggalkan serat pada tali pusat-nya.)
· biarkan tali pusat bayi Anda terbuka. Talikan popoknya di bawah udhel dan Juga menggulung kemejanya di atas pusat untuk memungkinkan udara beredar secara bebas di daerah tapi pusat/udhel.
· Amati tanda-tanda infeksi .
Apa yang TIDAK untuk dilakukan!
· Jangan menutupi pusat bayi Anda dengan apa pun, karena hal ini dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dengan tidak membiarkan tali pusat benar-benar kering.
· Hindari sesatu menggesek tali pusat bayi Anda, seperti popoknya atau pakaian.
· Jangan pernah mencoba untuk menarik tali pusat bayi Anda. Biarkan dia jatuh atau puput secara alami, bahkan jika itu hanya tinggal tergantung seperti benang.
· Jangan menaruh minyak, lotion atau bubuk pada atau sekitar tali pusat bayi Anda.
Pertanyaan yang sering diajukan tentang perawatan tali pusat
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk puput?
· Umumnya kabel bayi akan jatuh dalam 1 - 3 minggu, tetapi beberapa dapat memakan waktu lebih lama dari ini. Tali pusat bayi Anda akan jatuh ketika sudah siap.
· Tapi pada praktek penundaan pemotongan dan pengekleman tali pusat, bahkan penggunaan metode burning cord dan lotus birth tali pusat justru lebih cepat puputnya.
· Pada burning cord rata-rata 4 s.d 5 hari sudah puput sedangkan pada lotus birth 2 s.d 5 hari sudah puput.
2. Tali pusat bayi saya bau dan terlihat lengket bagaimana mengatasinya?
Hal ini tidak selalu merupakan tanda infeksi. Hal ini dapat terjadi jika tali pusat bayi Anda tetap basah untuk waktu yang lama, mungkin karena tertutup oleh popoknya.
3. Kadang sebelum tali pusat puput di sekitar tunggulnya ada cairan kekuning-kuningan seperti nanah atau cairan warna merah muda di daerah sekitar pangkal pusat, bagaimana ini?
Ini adalah normal. Tidak perlu dikhawatirkan kecuali ada tanda-tanda infeksi atau drainase berlanjut selama lebih dari beberapa hari setelah tali pusat bayi Anda puput.
4. Aku melihat sedikit pendarahan di sekitar tali pusat bayi saya.
Itu normal untuk melihat keluarnya cairan atau darah sedikit setelah tali pusatnya puput. Cairan merah muda juga bisa umum tetapi perdarahan aktif tidak. (Perdarahan aktif adalah ketika Anda menghapus darahnya tapi keluar lagi dan tidak berhenti perdarahannya.) Perdarahan ini dapat terjadi jika tali pusat ditarik atau tertarik sebelum waktunya puput.
5. Tali pusat bayi saya telah puput tetapi tapi udhelnya terlihat aneh?
Setelah tali pusat bayi Anda telah jatuh, Anda mungkin melihat area merah muda kecil di bawah pusat, yang tidak terlihat seperti sisa kulitnya. Ini normal bunda Dalam satu atau dua hari kulit normal akan tumbuh di atasnya.
Jika pusat terlihat “bodhong”, ittu normal. Sebuah tonjolan kecil di sekitar pusat bayi Anda mungkin karena hernia umbilikalis. Hal ini disebabkan oleh kelemahan otot sekitar area kabel. Sebuah hernia kecil kurang dari 1 / 2 inci pada umumnya akan hilang saat bayi Anda tumbuh (biasanya hilang .
6. Bagimana dengan tradisi meletakkan sebuah koin atau benda lainnya di atas pusat agar tidak bodhong?
Ini adallah praktek yang dapat meningkatkan risiko infeksi di daerah tali pusat bayi Anda jadi justru harus dihindari.
7. Dapatkah saya memandikan bayi saya, sementara tali pusatnya belum puput?
Saran mengenai memandikan bayi saat tali bayi masih menempel sangat bervariasi. Beberapa dokter anak dan rumah sakit bersalin mendorong orang tua untuk hanya menyeka dengan spons mandi (sibin) bayi mereka sampai tali pusatnya puputsedangkan Lainnya mengatakan itu OK untuk mandi berendam asal setelah mandi sesegera mungkin area talipusat di bersihkan, dikeringkan lalu di biarkan di udara terbuka.
Jika tali pusat bayi anda menjadi basah saat mandi biarkan kering oleh udara atau keringkan dengan pengering rambut yang disetel hangat. (hati-hati untuk tidak membakar bayi anda.)
Kapan Anda harus ke dokter?
Jika Anda melihat salah satu dari berikut ...
· Wilayah atau arrea sekitar tali pusat memerah atau meradang.
· Pembengkakan di sekitar pusat bayi Anda.
· Nanah keluar terus menerus walaupun sudah di bersihkan.
· Adanya perdarahan Aktif yang tidak berhenti dengan cepat.
· Bau dari tali pusat yang tidak hilang walaupun Anda sudah membersihkan dan mengeringkan.
· Tanda-tanda bahwa daerah ini menyakitkan bagi bayi Anda.
· Jika bayi Anda demam.
· Sebelum 'mengobati' tali pusat bayi Anda dengan apa pun.
Pengobatan
Di masa lalu orang tua diperintahkan untuk menggunakan perawatan yang berbeda yang diyakini untuk membantu mempercepat proses pengeringan dan / atau melindungi terhadap infeksi. Ini termasuk memberikan
· Spiritus
· Hexachloraphane bubuk
· Klorheksidin atau larutan Betadine
· Tinktur Yodium
· Hidrogen Peroksida
· Zink Sulphadiazine
· Antibiotik topikal
Namun ternyata semua hal diatas TIDAK PERLU Anda lakukan/terapkan. Karena justru yang terpenting adalah membiarkan tali pusat tetap kering, bersih dan terpapar udara bebas.
Semoga bermanfaat
Salam Hangat

Kamis, 29 November 2012

Macam-macam bentuk panggul pada wanita


Bentuk Panggul

Macam-macam bentuk panggul

Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:
  1. Panggul gynecoid
  2. Panggul android
  3. Panggul anthropoid
  4. Panggul platypeloid
Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul priaPanjang diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.
Merupakan panggul picak. Diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior, menyempit arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

Definisi bidan hingga asuhan kebidanan


a. Definisi bidan
Ikatan Bidan Indonesia telah menjadi anggota ICM sejak tahun 1956, dengan demikian seluruh kebijakan dan pengembangan profesi kebidanan di Indonesia merujuk dan mempertimbangkan kebijakan ICM.
Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International  Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional / Kongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
b.  Pengertian Bidan Indonesia
Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia, maka Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
c. Kebidanan/Midwifery
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya
d. Pelayanan Kebidanan (Midwifery Service)
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
e. Praktik Kebidanan
Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika dan kode etik bidan.
f. Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
g. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan
Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
Definisi bidan hingga asuhan kebidanan

Minggu, 11 November 2012

pedoman penyusunan KTI akbid MU

AKBID MINASA UPA MAKASSAR



PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ( KTI )
” STUDI KASUS ”

Sistematika Penulisan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
à Menggambarkan alasan (motivasi) mengapa penulis memilih kasus tersebut, dilengkapi dengan data yang relevan.
à Motivasi tersebut diuraikan dari hal yang bersifat umum ke hal yang bersifat lebih spesifik (bentuk piramida terbalik).

B.     Ruang Lingkup Penulisan
à Menggambarkan kasus apa yang akan ditulis, beserta batasan – batasannya.

C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.... (sesuai judul) dengan pendekatan manajemen kebidanan dan sesuai wewenang bidan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Dapat melaksanakan pengkajian data pada Ny....(sesuai judul).
b.      Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa/masalah aktual pada Ny.... (sesuai judul).
c.       Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa/masalah potensial pada Ny.... (sesuai judul).
d.      Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny.... (sesuai judul).
e.       Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.... (sesuai judul).
f.       Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.... (sesuai judul).
g.      Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny.... (sesuai judul).
h.      Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada Ny.... (sesuai judul).

D.    Manfaat Penulisan
1.      Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di AKBID Minasa Upa Makassar.
2.      Masukan bagi pengambil kebijakan (program dan pendidikan).
3.      Manfaat bagi penulis.

E.     Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.      Studi Kepustakaan
Penulis mempelajari literatur – literatur yang relevan dengan ..........(sesuai kasus).
2.      Studi Kasus
Penulis melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian, merumuskan diagnosa/masalah aktual dan potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan, implementasi serta evaluasi asuhan kebidanan pada klien dengan ...... (sesuai jadual).
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan teknik :
a.      Anamnese
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami dan keluarga yang dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan.
b.      Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai ke kaki (head to toe) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan dignostik lainnya dengan menggunakan format pengkajian.
c.       Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikososial meliputi pengkajian status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya.
3.      Studi Dokumenter
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan, perawat, petugas laboratorium dan atau hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
4.      Diskusi
Penulis mengadakan tanya jawab dengan dokter dan atau bidan yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini.

F.     Sistematika Penulisan
......................................
......................................


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ( Teori yang mendasari judul KTI )
A.    Pengertian
B.     Dst .............

BAB III
STUDI KASUS
A.    Langkah I. Pengkajian dan Analisa Data Dasar
à Berdasarkan format pengkajian dan atau sesuai kebutuhan.

B.     Langkah II. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
1.      Diagnosa .......
Data Subjektif :
-          ..........
-          ..........
Data Objektif :
-          ...........
-          ...........
Analisa Data : ...............................
2.      dst ...................

C.    Langkah III. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial
1.      Antisipasi terjadinya .......
Data Subjektif :
-          ..........
-          ..........
Data Objektif :
-          ...........
-          ...........
Analisa Data : ...............................
2.      dst ...............

D.    Langkah IV. Tindakan Segera dan Kolaborasi
............................ ( bila ada )

E.     Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
1.      Diagnosa / Masalah .................
Tujuan : ..............
Kriteria Keberhasilan : ..................
Rencana Tindakan : ...................
à ditulis dengan jelas (lebih spesifik) à jelas kriteria jenis / waktu / jumlah / frekuensi, dll
Contoh :
1.      Kontrol suhu dan nadi tiap 6 jam.
Rasional : .................
2.      Pasang infuse RL 500 cc dengan 20 tetes / menit
Rasional : ....................

F.     Langkah VI. Implementasi Asuhan Kebidanan
à Cantumkan waktu (tanggal dan jam) pelaksanaan tindakan serta hasil yang diperoleh.
Contoh :
1.      Pukul 06.00 mengontrol suhu dan nadi :
Hasil : - Suhu : 37°C
            - Nadi : 80 kali / menit

G.    Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan
à Cantumkan waktu (tanggal dan jam) saat mengevaluasi asuhan kebidanan
à Hasil evaluasi disesuaikan dengan tujuan asuhan pada langkah V.

BAB IV
PEMBAHASAN
à Uraian membandingkan antara konsep dasar ( Bab II ) dan pelaksanaan serta hasil asuhan kebidanan ( Bab III ).
      Langkah 1 : Pengkajian data
                            ...................................................
      s / d
      langkah 7 : Evaluasi Asuhan Kebidanan
                          ........................................................
                       
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
.......................
B.     Saran – saran
........................
DAFTAR PUSTAKA
 

Pedoman penyusunan SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.      Topik                                            : .............        
2.      Sasaran                                        : .............
3.      Tujuan
-          Tujuan Umum                       : .............
-          Tujuan Khusus                     
  1. ..................
  2. ..................
  3. ..................
4.      Metode                                         : ...........
5.      Waktu                                          : ...........
6.      Tempat                                         : ...........
7.      Pembimbing Lahan                    : ...........
8.      Alat dan Bahan Penyuluhan      : ...........
9.      Referensi                                      : ...........


Materi Penyuluhan


GIZI MASA KEHAMILAN
( contoh judul penyuluhan)


.......................................... (isi penyuluhan)


                                                                                                Makassar,  Februari 2010
                                                                                                            Direktur


                                                                                         Hj. St. Mardiyah, SKM.,Dipl.Mid